Latar belakang masa kecilku antara kerja, belajar dan bermain

 

Tujuan orang bekerja mungkin bermacam-macam tapi yang pasti ada satu tujuan yang sama secara umumnya yaitu untuk mendapatkan uang agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.

仕事の目的は人によって様々あるけど、共通点は生活を満たすためにお金が必要。

Dulu, masa kecilku sampai aku menjelang remaja, kuhabiskan waktuku dengan bermain. Belajar ? Nggaak...!! aku anti buku ! Sewaktu aku SD tidak ada satupun buku yang aku beli. Mungkin waktu kecil aku tidak mengerti jerih payah orang tuaku menyekolahkan aku. Aku hanya ingat bahwa waktu kakakku masuk SD, aku akan menjadi sendirian, tidak ada teman bermain, jadi aku selalu ikut kakakku ke sekolah. Kebetulan, kepala sekolahnya masih kerabat bapak jadi aku diijinkan masuk area sekolah tapi tidak boleh masuk kelas.(Dulu, sistem KKN masih melekat dalam budaya Indonesia hehe...)

子供の時から十代にかけて、ほとんど毎日遊んでいたばかりで時間を過ごしていた。勉強???No ! 教科書なんて嫌い!小学校の時買った教科書一冊もなかった。小さいときはどうやって親が苦労したのか分かんなかった。家で一人で寂しいから姉が学校に行った時でも学校までつぃて行くとしか思い出さない。たまたま、校長先生はまだ親戚なので学校に入るのが許してくれたが教室までは入れなかった。(昔は賄賂・親戚・子孫という制度がインドネシアの習慣にものすごく強い)。

Akhirnya tahun berikutnya aku diijinkan masuk sekolah padahal umurku baru saja menginjak 6 tahun dengan konsekuensi aku tidak boleh menangis kalau tidak naik kelas. Maklum, dulu aku terkenal cengeng, sedikit sedikit menangis walau tanpa alasan. Tapi keluargaku dan orang orang dekatku suka sekali mendengar aku menangis dan senang sekali membuat aku menangis.

毎日学校でうろうろしいるから次の年にまだ6歳になっていたばかり私が進級できなかったら泣いちゃだめだよ!という条件でやっと学生として許された。前、私って泣き虫で有名、何もなくてもすぐ泣く癖。でも、なぜか家族と周りにいる人たちにとって、私の鳴き声が好きみたいでよく泣かせていた。

Bapak tidak pernah memaksa aku untuk belajar, apalagi emak yang nggak pernah mengerti kenapa orang harus pergi ke sekolah. Kalau ada waktu, bapak malah mengajak aku untuk maen Halma ( kalo di Jepang kayak maen Go) dan ketika aku SMP mulai diajak maen catur. Bapak suka sekali main permainan yang pake otak. Dan aku ? ikut aja.... entah kenapa makin lama aku juga terbiasa dan berkali kali mengalahkan bapak maen catur. Bapak bilang, kalau aku suruh kamu belajar, pasti kamu nangis, bukannya belajar malah ngurung seharian. Kebiasaan itu terbawa sampai aku dewasa, memang setelah remaja jarang sekali aku menangis, malu..... tapi kalau aku sudah tidak bisa menahan tangis, akan seharian aku terus ngurung di rumah tanpa melakukan apa apa. 

父に一度も無理やりで勉強させられなかった記憶が残っている。母??尚更だ。母は何しに学校に行くさえも分かんない。逆に父と一緒にいる時間はほぼ遊びに過ごしていた。日本のゴのようなGameとかトランプとか中学生になって、チェスの相手にしてた。父が頭に関するGameが大好きで、私も断れない性格なので、OKELAAH!と気に乗って知らずに上々とUPになって、父に勝ってた時もよくあった。なんで私を勉強なんてやらせないの?と聞いたら、お前が勉強したかったら、自分でやるし、無理矢理に勉強しなさいと言ってもただ泣くだけだろう!と答えた。

Pekerjaan bapak banyak sekali. Selain menjadi pegawai negeri di TNI AD, beliau juga kerja paruh waktu di sebuah percetakan. aku jarang melihat bapak punya waktu libur meskipun hari minggu. Kenapa aku tahu ? soalnya sebelum aku sekolah sampai aku SMP mungkin hari hariku lebih banyak berada di dekatnya. Aku selalu ikut pergi ke kantor bapak karena di sana aku bisa bermain di Taman lalu lintas depan kantor bapak, kalau aku bosan main, aku ikut ikutan mengetik atau corat coret di kertas. Dan waktu bapak ke kantor percetakan ( biasanya sore atau sabtu minggu ) aku ikut dan bermain dengan anak anak Bos-nya. semuanya laki laki dan bandel. tapi aku senang sama Bos bapak dan keluarganya. Meskipun mereka orang kaya, namun mereka selalu kelihatan miskin. Mungkin karena mereka keturunan China, kebudayaannya seperti itu. Di sana juga bapak bekerja sebagai juru Tik. Aku selalu dikasih Jigsaw Puzle bekas mainan anak-anaknya oleh Bos bapak, aku bisa tahan menunggu sampai bapak selesai kerja kalau asyik bermain Jigsaw Puzle. Mungkin masa kecilku tidak begitu menarik untuk dituliskan di sini dan ingatanku hanya itu.

Setelah aku masuk sekolah, aku tidak bisa ikut bapak lagi. Aku sekolah dari jam 7 sampai jam 12 siang, lalu kira-kira jam 3 sore, aku pergi ke sekolah agama. Tapi pada hari libur, aku masih suka bermain catur sama bapak. Waktu itulah bapak selalu berbicara tentang kerjaannya, teman-temannya, bagaimana mengatur waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Aku salut sama bapak karena dalam kesibukannya bekerja, beliau masih harus mengurus keempat anaknya dari makan sampai pergi ke rumah sakit. Bapak sangat memahami sifat emak yang kelihatannya tidak suka mengurus anak. Itu yang kami rasakan tapi bukan berarti emak tidak sayang terhadap kami. Emak hidup di lingkungan keluarga yang semuanya laki-laki. Emak ditinggal mati ibunya sejak dia masih kecil. Bisa dibilang bahwa dia tidak mengerti bagaimana mengungkapkan kasih sayang, karena dia pun hidup tanpa kasih sayang ibu. Waktu kami kecil, kami bersaudara selalu bertanya, "Kenapa emakku tidak seperti ibu-ibu yang lain ?". Bukan kami iri kepada mereka yang mempunyai ibu sejati, yang 24 jam sabar mengurus anak-anaknya, justru waktu itu kami merasa senang karena emak tidak pernah menyuruh kami belajar, makan ( yang biasanya dibenci anak-anak ), atau kerjaan rumah. Emak juga merasa risi kalau kami ikut membantu pekerjaan rumahnya. Waktu kecil, kami jarang melihat emak ada di rumah. Dia suka jalan jalan dan kerja di rumah orang atau lainnya... aku juga nggak begitu tahu tentang emak.

Bapak jarang sekali memarahi kami, apalagi aku. Kadang kadang beliau marah sama kakak perempuanku karena dia sangat egois dan suka melawan emak. Sifatku tidak begitu menonjol dibandingkan dengan saudara saudaraku. Aku tidak begitu peduli dengan keadaan sekitar. Kalau aku sedih, aku nangis ! itu saja ya ! kalau cape nangis, semuanya selesai dan lupa apa yang aku tangisin tadi. Mungkin karena sifatku itulah banyak orang yang mau menjadi temanku. Kata mereka, kalau bermain denganku, tak ada beban, mereka bisa mengolok olokku semaunya tanpa aku marahi, bisa menjahiliku seenaknya karena aku tak pernah dendam, bisa curhat apa saja tanpa takut curhatannya itu diketahui orang. Bapakku pernah bilang, " Jangan pulang menangis untuk minta pertolongan !" kamu pasti makin dimarahi dan menambah kesedihanmu. Pecahkanlah sendiri jika kamu bisa, baru bapak akan dengar keluhanmu ".  Aku sangat menyenangi teman-temanku walaupun ada ada saja yang dilakukannya. Menurutku mereka punya cara masing masing untuk bisa beradaptasi dengan lingkungannya dan membuat appear untuk dapat diterima oleh orang lain walaupun itu dengan cara yang tidak baik. Dan aku sangat menghargai pribadi seorang teman yang telah mempercayaiku sehingga mereka bisa dengan leluasa menceritakan hal hal yang rahasia. Tapi, terus terang... sebenarnya aku lebih suka bermain sendiri. Waktu sendiriku bisa aku pakai untuk macam-macam seperti menulis, bermain peran, atau joget sendiri hehe... di depan orang aku sangat pemalu untuk menari.

Dengan latar belakang seperti itulah aku dibesarkan. Aku merasa beruntung punya bapak yang banyak memberikan perhatian, kepercayaan dan kebebasan untuk menentukan pilihan apa yang aku suka. Beliau tidak mengajariku dengan kata-kata, apalagi kekerasan. Beliau hanya mengajariku bermain, bermain, dan bermain dengan menggunakan pikiran. Bagiku beliau adalah tempat curhat, teman bermain, dan orang yang bisa membukakan dunia pergaulanku dengan berbagai macam orang tanpa memilih ras, agama, jenis kelamin, baik dari kalangan tua maupun muda. Bodohnya, sampai sekarang aku menganggap semua orang adalah baik walaupun jelas jelas orang itu bukan orang baik. Sampai sampai penculik yang pernah memasukkan aku ke dalam karung pun, aku anggap sebagai teman "petak umpet". Bakadane~!!

Telah aku katakan bahwa cara belajarku bukan cara belajar dengan buku karena aku tak punya buku waktu sekolah. Tanpa aku sadari juga, mungkin caraku belajar dengan mencuri tehnik orang. Aku bisa mengetik dengan cara melihat bapak bekerja, aku bisa mengatur strategi dengan cara main catur, aku bisa berbicara dengan cara mengambil pendapat dari orang orang dan aku bisa menjawab pertanyaan dengan cara menebak TTS ( Teka teki silang ). Memang tidak bisa dikatakan pintar, tapi aku bisa dan itu cukup. Dan satu hal paling penting yang pernah diajarkan bapak yaitu, " semua yang kamu lakukan pasti ada akibatnya, dan hanya kamu yang bisa mengatasinya. Maka, berbuatlah sesuai kemaunmu dan bertanggungjawablah atas apa yang kamu perbuat ". perbuatan baik atau buruk hanya Tuhan yang bisa menilainya. Seburuk apapun perbuatanmu, asal tidak menyusahkan orang lain, silahkan ! dan kamu harus bersyukur terhadap apapun yang dilakukan orang lain walaupun menurutmu itu buruk. Mereka adalah guru-guru kamu yang bisa membawamu pada kehidupan yang lebih baik. Aku tidak bisa mewarisimu dengan harta, tapi kalau kamu mau, aku bisa menyekolahkanmu sampai batas otak kamu. Kata-kata terakhir itulah yang selalu ada dalam benakku sampai aku putuskan untuk tinggal di Jepang. aku mengerti betul bahwa kondisi keuangan bapak tidak memungkinkan aku untuk belajar di luar negeri. Tapi dengan amanat itu, aku yakin bahwa suatu saat aku bisa berada di sini.

Setelah lulus dari universitas, aku bekerja untuk memenuhi kebutuhanku dan kalau bisa, membantu kehidupan keluargaku. Pekerjaan memang tidak ada yang mudah, semua perlu tenaga dan waktu untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Tapi, kalau aku berpikir seperti itu, mungkin akan lebih terasa cape dan susah. Kata orang bijak, "Cintailah pekerjaanmu maka kamu akan menikmati hasil kerjamu". Haa ?? mana ada ada cinta itu disengaja atau direncanakan ? Bulshit ! Kadang -kadang aku tertawa sendiri. Tapi, ternyata itu betul !! Pertama mulai kerja, aku tidak pernah mencintai pekerjaan. Kalau bagiku cocok, aku teruskan bekerja, tapi kalau tidak cocok dengan kemampuanku, kenapa harus diteruskan ? berhenti aja ! itu prinsipku pertama kali. Tapi, setelah bekerja di perusahaan Jepang, ternyata prinsip itu harus kubuang jauh jauh. Bekerja di perusahaan Jepang memang sangat keras bagi orang Indonesia. Mereka disiplin akan waktu dan kepercayaan. Tapi, rata rata di perusahaan Jepang, orang yang baru masuk kerja akan diajarkan secara detail dan sungguh sungguh sampai orang tersebut bisa melakukan pekerjaannnya sendiri. Mereka tidak akan menyerahkan pekerjaan begitu saja kalau mereka betul betul tidak yakin orang itu mampu atau tidak. Dan mereka akan begitu sabar mengajari kita sampai kita bilang bahwa aku bisa melakukannya sendiri. Sebodoh apapun orang itu, mereka tidak akan mudah mengeluarkannya dari perusahaan kecuali alasan alasan tertentu seperti bolos kerja, kurang ajar dsb. tetapi mereka memberi kebebasan untuk keluar jika memang pekerjaan itu tidak cocok. Bagaimana aku tidak bisa mencintai pekerjaan kalau ada orang orang yang mengajariku seperti itu. Sebaliknya, suatu keuntungan kalau kita bisa bekerja di perusahaan Jepang, yaitu kita bisa belajar tanpa mengeluarkan uang bahkan dibayar. Dari sana, aku banyak menyukai orang Jepang, mungkin bukan pekerjaannya yang aku cintai, melainkan karena aku mencintai orang orang itu, aku tidak mau berhenti dari pekerjaan. Ini mungkin hanya pendapatku saja, semakin kita mencintai orang, semakin semangat pula kita kerja untuk orang itu. dengan semangat itu, semakin dalam juga kepercayaan mereka terhadap kita. Jika kita bisa menjaga kepercayaan itu, semakin mudah pula kita melakukan hubungan sesama manusia. Jika hubungan sesama manusia baik, semakin mudah pula kita mencapai apa yang kita inginkan. Mudah, kan ?

Pada intinya, apa yang aku tuliskan di sini adalah bagaimana hubungan antara bekerja, belajar dan bermain. 

Dalam pekerjaan, anggaplah kita sedang belajar dengan beasiswa tanpa mengeluarkan biaya. ( kesenangan pribadi )

Dalam belajar, jika kita bisa mengamalkannya, anggaplah kita sedang membahagiakan orang orang di sekeliling kita. ( kesenangan umum )

Dalam bermain, jika kita bisa menjadi teman yang baik, tetaplah bersikap Positive Thinking terhadap apapun yang teman kita kerjakan. 

Bagi orang Jepang yang belajar bahasa Indonesia, nanti aku terjemahin ke dalam bahasa Jepang ya !

 

f:id:yantihendriyanti74:20170929233855j:plain